Ironi Ponpes Hidayatul Mubtadiin: Didikan Moral Vs Sampah Pampers di Jalan Umum, Teladan Buruk Bagi Santri!
MUARA ENIM – Program unggulan Bupati Muara Enim untuk menjaga kebersihan lingkungan, “MEMBARA” (Muara Enim Bersih, Asri, dan Berwawasan Lingkungan), seolah hanya menjadi angin lalu. Himbauan larangan membuang sampah sembarangan yang telah disosialisasikan secara gencar oleh Kecamatan dan Kelurahan Gelumbang justru dicederai oleh oknum pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatul Mubtadiin di Desa Sigam.
Ironisnya, saat pemerintah daerah sedang giat-giatnya mengedukasi masyarakat, pihak institusi pendidikan agama yang seharusnya memberikan contoh teladan malah kedapatan membuang sampah Pampers di area terlarang. Peristiwa memalukan ini terjadi pada Selasa (9/12/2025) sekitar pukul 14.31 WIB di jalan arah Desa Tambangan.
Dua orang santri ponpes tersebut tertangkap basah oleh Ketua LIPERNAS PD Muara Enim, Rusmin, beserta anggotanya, sedang membawa kantong plastik hitam berisi sampah Pampers. Saat diinterogasi, para santri mengaku disuruh oleh salah satu pengurus ponpes.
Penelusuran Rusmin berlanjut ke ponpes. Ia mengkonfirmasi kepada Pak Husein, guru BLK sekaligus pengurus ponpes, yang membenarkan perbuatannya. “Saya yang menyuruh santri membuang sampah Pampers anak saya ke desa sebelah lantaran di desa sebelah sudah banyak sampah menumpuk,” aku Husein tanpa merasa bersalah.
Husein bahkan berdalih bahwa di lokasi pembuangan (jalan desa arah Tambangan) tidak ada himbauan larangan membuang sampah. Ia justru menyarankan agar pemerintah membuat pos jaga untuk memantau aktivitas pembuangan sampah.
Menanggapi kejadian ini, Ketua LIPERNAS PD Muara Enim, Rusmin, mengecam keras tindakan tersebut. Ia berharap agar pemerintah Kabupaten Muara Enim segera membangun Tempat Pembuangan Akhir (TPA) khususnya di Dapil 3 untuk mengatasi permasalahan klasik sampah ini.
Sementara itu, Kiyai Ponpes Hidayatul Mubtadiin, Abah Nursalim, melalui pesan WhatsApp, meminta maaf atas kelalaian anak didiknya dan berjanji akan menegur santri serta pengurus ponpes agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Namun, insiden ini tetap menyisakan tanda tanya besar terkait keseriusan pihak ponpes dalam mendukung program pemerintah daerah dan menjaga etika lingkungan(Red)











